“Cok suarane opo iku rek?”
suara apa itu?
Suara langgam jawa mengalun jelas di lusinan HT pantia.
“heh jok guyon, wes budal lo ya”
jangan bercanda, sudah berangkat ya
“Paling ono mantenan nang ngisor rek, bocor paling”
Mungkin ada nikahan di kampung bawah, mungkin bocor.
“Ganti jalur ya kabeh, pindah nang xx.xx”
ganti jalur semua ya, pindah ke xx.xx
Sekian menit berselang, samar-samar terdengar suara wanita menyanyi.
Dalam bahasa Belanda.
“Jangkrik mosok yo ono londo kawin nang ngisor?”
Jangkrik, masa’ ada bule kawin di kampung bawah?
----
Jumat, 25 Agustus 2006
Kami berkumpul di pelataran Gedung RKB yang kini sudah berubah jadi Gedung Fakultas Ilmu Budaya.
Seratus orang lebih mahasiswa ilmu komunikasi Brawijaya baik peserta dan panitia akan menuju Coban Rais, salah satu air terjun populer, 14 kilometer dari kampus.
Jangan samakan Coban Rais 14 tahun yang lalu dengan yang sekarang.
Dulu hutan pinus dan air terjun jadi incaran utama pelancong yang datang.
Sekarang?
Silahkan googling, saya hampir tidak mengenali Coban Rais. 😂
Coban Rais kini penuh dengan spot foto, taman bunga, rumah hobbit, dan rupa-rupa atraksi lainnya.
“Mugo-mugo yo mbon gak ono sing kes…”
Mudah-mudahan ya mbon nggak ada yang kes…
“Heh lambe! wes meneng. Gak usah dirasani”
Mulut! Diam, jangan diomongin.
Saya buru-buru memotong omongan Pidi, Ketua Pelaksana Malam Inisiasi,
Mengingat kejadian Ospek kampus sebulan sebelumnya masuk Radar Malang.
Puluhan mahasiswa baru kesurupan.
Yang terlewat cerita Ospek Mistis PIS 2006 klik di sini
Meskipun nama acaranya Malam Inisiasi,
Kini kami lebih mengingatnya sebagai Osjur (Ospek Jurusan).
Osjur pertama dan terakhir Komunikasi UB 😂
Apa sebab? nanti saya ceritakan.
Hari pertama dan kedua berjalan lumayan lancar.
Beberapa materi pembekalan selang-seling dengan permainan kelompok yang mengundang tawa lebar peserta juga panitia.
Tak ketinggalan jurit siang, keliling beberapa pos dengan beberapa materi pembekalan.
Hawa Coban Rais dengan anginnya yang sejuk lumayan bikin ngantuk.
Malam hari tanggal 26 Agustus, adalah malam penutupan.
Peserta Osjur mernyanyi, bermain gitar hingga beradu yel-yel.
Apa lagunya? bagaimana yel-yelnya? Jelaaaas, saya lupa.
Tapi dapat dipastikan Kita-Sheila on 7 pasti masuk dalam salah satu penampilan. 😀
Beberapa lelah menahan kantuk.
Yang lain semangat melihat penampilan kawan-kawannya sendiri
Sisanya tak peduli dan berharap ini cepat berakhir. 😆
Terlihat jelas dari beberapa ekspresi masam beberapa peserta.
Mungkin kamu yang sedang baca tulisan ini salah satunya. 😀
Di balik penampilan-penampilan ceria,
panitia inti sedang berdiskusi di dalam tenda.
Saya lupa siapa saja, yang pasti ada saya, Pidi, Tabi, Pak Ram (Ade), Ibad, Sukis (Ya Allah nangndi Pak Sukis iki yaaa), Mbak Beng aka Ibu Isma Adilla (dosen kalian Mahasiswa FISIP UB 😁), Revo, serta beberapa kawan lain yang samar-samar dalam ingatan.
“Ngkok bengi sidane yak opo?”
Nanti malam jadinya gimana? Tanya beberapa kawan angkatan 2004.
“Sama seperti yang sudah direncanakan, panitia berangkat jam 7 malam ke pos masing-masing, 15 menit lagi, 1 pos dua Disma dan 2 panitia. Aku, Pak Ram karo Pidi ngider”
Dan begitulah, sesaat setelah malam puncak penampilan peserta Osjur selesai,
Peserta diminta segera tidur,
karena beberapa jam kemudian mereka harus bersiap untuk ....
Puncak acara.
Jurit malam.
Malam Inisiasi dimulai.
Cerita selanjutnya akan fokus pada kejadian "janggal" di malam inisiasi,
namun sayangnya saya dan beberapa kawan hanya mengingat kejadian malam itu dari kaca mata panitia.
Untuk kawan-kawan angkatan 2006 yang masih ingat cerita"janggal" malam itu, tinggalkan pesan di komen. Nanti saya kontak. Suwun rek.
Thanks Lukman Khamdani untuk dokumentasi foto bersejarahnya hahaha. Suwun Dan 🙏
ditunggu part 2 nya mas gambon
ReplyDeletesiaaaap, ada kejadiang janggal lain yang dirasain peserta nggak? hehehe
Delete