Hari ini semua lini pemberitaan dan media sosial dipenuhi dengan hingar bingar dipilihnya Mahfud MD sebagai pendamping Ganjar Pranowo di Pilpres 2024 nanti. Namun apa yang saya tulis kali ini tidak akan mengomentari tentang Ganjar atau Mahfud tapi fokus saya justru tertumpu pada Megawati. Bagaimana tidak di antara pimpinan partai yang didominasi pria serta tim sukses yang bukan pula sembarang orang, Megawati menjadi satu diantara dua wanita berada di tengah, menjadi pusat perhatian, bahkan yang diberi kuasa untuk mendeklarasikan . Megawati tidak saja punya kuasa penuh atas siapa calon presiden dan wakil presiden dari partainya. Namun, dia juga mencatatkan dirinya sebagai satu-satunya pemimpin partai di Indonesia yang memenangi tiga pemilu 1999, 2014 dan 2019. Megawati juga membuktikan superioritas posisinya. Bahkan, dalam berhadapan dengan Presiden Joko Widodo. Dia memosisikan Jokowi sekadar sebagai ’’petugas partai’’ –sebuah label yang lagi-lagi disandang oleh bakal calon presid...
Hari ini media sosial meresonansi beragam rasa ingin. Postingan tanpa tendensi, apalagi yang benar-benar flexing bisa memancing rasa iri. Kita terpapar kehidupan orang lain 24 jam, 7 hari. Mengutip salah satu falsafah hidup Jawa populer, "Sejatine urip iku mung sawang sinawang." "Hakikat hidup itu hanyalah persoalan bagaimana seseorang melihat sebuah kehidupan, saling memandang hidup orang lain" Nikmatnya kasur dan selimut akhir pekan bisa saja berkurang saat melihat yang lain sedang di tepi pantai, di puncak gunung, jalan-jalan di luar negeri, hingga hangout di resto mewah. Kerjaan yang kita nikmati, tiba-tiba terasa nggak asik karena pencapaian, kepemilikan, dan rupa-rupa ‘keberhasilan’ karir dan materi orang lain. Kita dikepung kisah sukses si A, keberhasilan si B, Forty under Forty, Thirty under Thirty, 10 Daftar Orang Terkaya, Best Entrepreneur dst dst dst. Menyimak semuanya, Tiba-tiba kita merasa serba kurang. Karena kita terlalu sering menyimak "hala...