Skip to main content

Posts

Showing posts from 2020

172 Hari Keliling Indonesia

Cirebon, 3 Juli 2013.   Pagi itu saya sudah mandi dan berpakaian  rapi. Bahkan untuk pertama kalinya saya  memakai parfum dan kemeja setelah 172 hari tanpa wewangian.   Ramon yang baru bangun dan menjadi “teman tidur” saya selama berbulan-bulan jadi heran.   “Kon lapo Mbon? Isuk-isuk kok wes tangi? nggawe parfum barang” Kamu ngapain Mbon, pagi-pagi kok sudah bangun? Pake parfum segala.   Pertanyaan Ramon memang wajar dilontarkan, Ratusan hari kami jarang pakai parfum.  Mentok deodoran. Pakai kemejapun, saya tak pernah.   “Lho kene ate mulih yo Mon, kudu wangi rek” Kan kita mau pulang, harus wangi dong.   3 Juli adalah hari dimana kami akan kembali ke Jakarta setelah menempuh perjalanan panjang yang dimulai 13 Januari 2013. Stasiun Tanah Abang, 13 Januari 2013 Hari terakhir shoot, 2 Juli 2013 Perjalanan menyusuri Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, Flores, Bali hingga kembali ke Jawa.   Sebuah ekpedisi dengan premis pertanyaan sederhan...

Malam Janggal di Coban Rais (Part 1)

“Cok suarane opo iku rek?” suara apa itu?   Suara langgam jawa mengalun jelas di lusinan HT pantia.   “heh jok guyon,  wes budal lo ya” jangan bercanda, sudah berangkat ya “Paling ono mantenan nang ngisor rek, bocor paling” Mungkin ada nikahan di kampung bawah, mungkin bocor.   “Ganti jalur ya kabeh, pindah nang xx.xx” ganti jalur semua ya, pindah ke xx.xx   Sekian menit berselang, samar-samar terdengar suara wanita menyanyi. Dalam bahasa Belanda.   “Jangkrik mosok yo ono londo kawin nang ngisor?” Jangkrik, masa’ ada bule kawin di kampung bawah?   ---- Jumat, 25 Agustus 2006    Kami berkumpul di pelataran Gedung RKB yang kini sudah berubah jadi Gedung Fakultas Ilmu Budaya.   Seratus orang lebih mahasiswa ilmu komunikasi Brawijaya baik peserta dan panitia akan menuju Coban Rais, salah satu air terjun populer, 14 kilometer dari kampus. Jangan samakan Coban Rais 14 tahun yang lalu dengan yang sekarang. Dulu hutan pinus dan air terjun jadi i...