Hari ini media sosial meresonansi beragam rasa ingin. Postingan tanpa tendensi, apalagi yang benar-benar flexing bisa memancing rasa iri. Kita terpapar kehidupan orang lain 24 jam, 7 hari. Mengutip salah satu falsafah hidup Jawa populer, "Sejatine urip iku mung sawang sinawang." "Hakikat hidup itu hanyalah persoalan bagaimana seseorang melihat sebuah kehidupan, saling memandang hidup orang lain" Nikmatnya kasur dan selimut akhir pekan bisa saja berkurang saat melihat yang lain sedang di tepi pantai, di puncak gunung, jalan-jalan di luar negeri, hingga hangout di resto mewah. Kerjaan yang kita nikmati, tiba-tiba terasa nggak asik karena pencapaian, kepemilikan, dan rupa-rupa ‘keberhasilan’ karir dan materi orang lain. Kita dikepung kisah sukses si A, keberhasilan si B, Forty under Forty, Thirty under Thirty, 10 Daftar Orang Terkaya, Best Entrepreneur dst dst dst. Menyimak semuanya, Tiba-tiba kita merasa serba kurang. Karena kita terlalu sering menyimak "hala...
Travel. History. Food. Culture